24.9.04

Kekeliruan 33: Klaim yang membebankan pembuktian kepada pihak lain

24 September 2004

Fallacy jenis ini masih berkerabat dekat dengan Fallacy sebelumnya (nomor berapa ya?)-- yaitu klaim atas dasar ketidaktahuan. Dalam setiap klaim, beban pembuktian seharusnya selalu pada si pembuat klaim (Lihat juga: Readme3rd).

Fallacy jenis ini justru memindahkan beban tersebut kepada orang lain yang menentang atau mempertanyakan klaimnya. Jadi, begitu ia tidak dapat memberi bukti atas klaimnya, ia menantang pihak lain untuk membuktikan bahwa ia salah.

Contoh:
“Microsoft itu perusahaan raksasa terbesar di bumi, kalau tidak percaya buktikan ada perusahaan yang lebih besar dari dia!”
“Buktikan bahwa Neil Armstrong benar-benar mendarat di bulan!”
"Saya yakin homoseksualitas itu disebabkan oleh faktor biologis dan saya berani menantang siapa saja yang dapat membuktikan jika saya salah!"

23.9.04

Kekeliruan 32: Klaim dengan argumen yang membawa-bawa hukum alam

Contoh duluan:

"Salah satu ciri dari dunia yang alamiah adalah adanya kompetisi. Binatang berjuang antara satu dengan yang lain lain untuk menguasai dan sumber daya alam. Kapitalisme, perjuangan kompetitif untuk meiliki modal, tak lain adalah bagian yang tak terelakkan dari sifat kemanusiaan kita, karena memang demikian dunia alamiah."

"Homoseksualitas sudah tentu tidak alamiah. Kapan terakhir kali anda melihat dua hewan sesama jenis melakukan hubungan seksual?"

"Ketertarikan manusia kepada mereka yang “cantik” atau “tampan” paralel dengan insting pada burung dan mamalia. Cinta, oleh karena itu, tak lain tak bukan hanyalah insting belaka.”


Kekeliruan berpikir jenis ini bersandar pada argumentasi bahwa, karena manusia merupakan produk dunia alamiah, maka kita harus menirukan perilaku dunia alamiah.

Pembuktian: menyusul, neeh
posted by Nad | 11:17 PM | 0 comments

22.9.04

selingan: tentang Tuhan dan batu besar itu ...

"Jika Tuhan Maha Kuasa maka Ia dapat menciptakan batu besaar sekali sehingga Ia tidak kuasa lagi mengangkatnya."

Contoh di atas saya kutip dari ingatan ketika membaca buku yang saya lupa judulnya, karangan Jujun S--bertahun-tahun yang lalu.

Kekeliruan logika semacam ini menurut saya, sekarang, berhubungan erat dengan Kekeliruan no. 29 dan 30. Setujukah anda?

Kekeliruan 31: Klaim dengan argumen yang membawa-bawa orang banyak

Consensus gentium; juga dikenal sebagai bandwagon fallacy

Argumen dalam klaim ini menyuruh orang menerima klaim semata-mata karena banyak orang mempercayai atau mempraktikkannya.

Contoh:“Kebanyakan orang percaya pada Tuhan; makanya, apa kita mau menyalahkan berjuta-juta umat manusia?” "Saya cuma ingin mengatakan, jutaan orang percaya astrologi; jadi tidak mungkin jika tidak ada kebenaran di dalamnya."
(Catatan: Dulu, semua orang percaya bahwa bumi adalah pusat tatasurya.)

Argumentum ad antiquitatem
Variasi dari fallacy ini adalah Argumen yang Membawa-Bawa Tradisi-- argumentum ad antiquitatem, yang menyatakan sesuatu itu baik atau buruk berhubung sudah “diterima” sejak jaman baheula.

Contoh:
"Dari dulu hingga sekarang, kita selalu yakin bahwa..."

Variasi lain yang berupa kebalikannya argumen atas dasar tradisi adalah yang Membesar-besarkan Sesuatu yang Baru (argumentum ad novitatem):

Contoh: “Ini yang terbaik—upgrade terbaru!” "Penelitian terakhir menunjukkan bahwa Jendela PX Professional, benar-benar sistem operasi dahsyat!
(Catatan: Perusahaan pembuatnya sampai sekarang masih harus memperbaiki sistem operasi terbarunya, yang ternyata banyak cacatnya.)

Pembuktian:
Tunjukkan bahwa hanya karena dipercaya orang banyak atau karena tradisi, atau justru karena baru, tidak dengan sendirinya berarti sesuatu itu langsung dapat kita terima; alasan semacam ini tidak memberi kita fakta yang berguna untuk pembuktian.

Ada yang punya contoh lain?

21.9.04

Kekeliruan 30: Klaim dengan argumen yang menyangkal argumen sebelumnya

Contoh:

Jika Tuhan muncul di depanku, aku akan percaya kebenaran kitab suci. Tuhan tidak pernah menampakkan diri, jadi kitab suci tidak dapat dipercaya.

Setiap argumen dengan konstruksi seperti berikut juga tidak sahih:

Jika A, maka B
Bukan A
Jadi, Bukan B

Pembuktian:
Tunjukkan bahwa meski argumennya betul, kesimpulan yang ditarik bisa salah. Tanpa kemunculan Tuhan, kitab suci tetap dapat dipercaya.
posted by Nad | 6:06 PM | 0 comments

20.9.04

Kekeliruan 29: Klaim berisi argumen yang menerima argumen yang disampaikan belakangan

Sekali lagi, contoh duluan:

Jika pabrik itu mencemari sungai, kita akan mendapatkan banyak ikan mati. Sekarang lihat, banyak sekali ikan mati di sungai, jadi pabrik itu telah mencemari sungai.

Setiap argumen dengan konstruksi seperti ini, cacat.

Jika A maka B
B
Oleh karena itu, A

Pembuktian:
Tunjukkan bahwa meski argumennya betul, kesimpulan yang ditarik bisa salah. Kita bisa mengatakan bahwa terjadinya suatu hal bisa merupakan konsekuensi hal lain. Kematian ikan di sungai bisa disebabkan hal lain, seperti usaha penangkapan dengan listrik atau racun.

19.9.04

Kekeliruan 28: Klaim dengan argumen yang memakai kausalitas terbalik

Contoh:

Meningkatnya AIDS adalah akibat pengajaran pendidikan seks di sekolah. (Pendidikan seks di sekolah justru diberikan disebabkan karena menjalarnya AIDS.)


Argumen dalam klaim di atas membalikkan hubungan sebab akibat.

Pembuktian:
Berikan argumen kausalitas dengan menunjukkan bahwa hubungan sebab-akibat tersebut justru terbalik.

(Ada yang punya contoh lain nggak seh?)

18.9.04

Kekeliruan 27: Klaim dengan argumen relevan tetapi kurang kuat

Sesuatu (obyek atau peristiwa) yang dianggap sebagai penyebab memang benar dan relevan merupakan salah satu faktor penyebab namun tidak begitu signifikan bila dibandingkan dengan faktor penyebab lain.

Kekeliruan jenis ini tidak berlaku jika semua faktor penyebab lain sama-sama tidak signifikan. Jadi bukan merupakan fallacy jika anda mengatakan bahwa dengan mencoblos partai X anda ikut andil memenangkan partai tersebut karena nilai dukungan anda sama bobotnya dengan nilai pemilih lain, dan oleh karena itu sama-sama merupakan bagian dari faktor penyebab.

Contoh:

Merokok menyebabkan polusi udara Jakarta. (Betul tetapi efek dari asap rokok tidak seberapa dibandingkan dengan asap kendaraan bermotor.)

Dengan menyalakan oven sepanjang malam, anda ikut menyebabkan pemanasan global.

Pembuktian:
Tunjukkan sebab lain yang lebih signifikan.

17.9.04

Kekeliruan 26: Klaim dengan argumen yang ambigu karena aksen/penekanan (4 dari 4)

(accent)

Argumen dalam klaim jenis ini diucapkan dengan memberi penekanan pada kata/frasa tertentu untuk mengusulkan makna yang berbeda dari isi asli proposisi.

Contoh:

Klasi kapal, yang sedang mencari cara membalas dendam kepada sang Kapten, menulis dalam jurnalnya, "Si Kapten hari ini tidak mabuk!" (Caranya menekankan apa yang terjadi hari itu menyiratkan bahwa sang Kapten biasanya mabuk.)

Ini contoh dari Copi, p. 117, seperti dikutip dalam Stephen's Fallacies.

16.9.04

Kekeliruan 25: Klaim dengan argumen yang memakai ambiguitas konstruksi kalimat (3 dari 4)

(amphiboly)

Argumen dalam klaim ini taksa atau ambigu karena struktur kalimatnya.

Fallacy jenis ini disebabkan ketaksaan struktur kalimat (sintaksis); fallacy terjadi karena penyusunan kata-kata dalam kalimat.

Contoh:

Istri pria yang berasal dari Hong Kong itu seorang pengusaha sukses.
Semalam saya melihat maling dengan teropong.

Pembuktian:
Temukan frasa yang taksa dan tunjukan semua interpretasi yang mungkin.

15.9.04

Kekeliruan 24: Klaim dengan argumen yang menggunakan ambiguitas kata (2 dari 4)

(equivocation)

Kata yang sama dipakai lebih dari sekali dengan makna berbeda.

Contoh:

Tulisan itu mengatakan "Daerah bebas rokok,” dan karena bebas, ayo kita merokok di sana.

Pembuktian:
Temukan kata yang dipakai dua kali dan tunjukkan bahwa arti masing-masing berbeda, lalu tunjukkan definisi untuk kata pertam tidak tepat untuk dipakai terhadap kata kedua.

14.9.04

Kekeliruan 23: Klaim dengan argumen yang taksa (1 dari 4)

Sedikit ttg ketaksaan atau ambiguitas: Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, padanan ambiguous adalah taksa. Kesesatan berpikir dalam bagian ini terjadi karena kekaburan makna sebuah kata atau frasa, sehingga menimbulkan interpretasi yang berbeda.

Ketaksaan dapat muncul karena kata atau frasa tersebut memiliki lebih dari satu makna, atau karena kata/frasa tersebut memang tidak dikenal artinya, sehingga artinya tidak dapat ditentukan.

Termasuk dalam fallacies akibat ketaksaan adalah sbb:

Equivocation (Istilah yang sama dipakai secara berbeda)
Amphiboly (Struktur kalimat menimbulkan interpretasi yang berbeda)
Accent (Tekanan suara atau aksen menyebabkan perbedaan makna kata)

Masing-masing fallacy ini akan dibahas selanjutnya.

Kekeliruan 22: Argumen Manusia Jerami

(Straw Man)

Pemakai argumen dalam klaim semacam ini menyerang argumen pihak lain yang berbeda dari argumennya; biasanya dengan argumen susulan tersebut lebih lemah.

Contoh:

Mereka yang menentang Referendum Timor-Timur barangkali ingin melihat Timor lepas dari Indonesia. Tapi kita ingin Timor Timur tetap bagian NKRI.

Kita harus memulai wajib militer. Orang-orang yang tidak mau bergabung dengan militer karena atas dasar rasa kurang senang. Tapi harus disadari bahwa ada hal yang lebih penting daripada kesenangan.

Pembuktian:
Tunjukan bahwa argumen terserbut telah diselewengkan dengan menunjukkan bahwa pihak lawan justru memiliki argumen yang lebih baik. Berikan contoh argumen lain yang lebih kuat.

13.9.04

Kekeliruan 21: Klaim dengan argumen yang irrelevan

- Ignoratio elenchi

Arguman yang ingin membuktikan sesuatu hal malah jadinya membuktikan kesimpulan lain.

Contoh:

Anda harus mendukung undang-undang baru tentang perumahan. Kita tidak bisa terus menyaksikan orang miskin tinggal di jalanan; jadi kita harus membuat rumah yang terjangkau. (Kita mungkin setuju bahwa perumahan itu penting meskipun kita tidak setuju dengan undang-undang perumahan.)

Pembuktian:
Tunjukkan bahwa keseimpulan yang disampaikan bukanlah kesimpulan yang dicoba dijabarkan oleh lawan bicara.

12.9.04

Kekeliruan 20: Klaim dengan argumen yang irrelevan

(1) - Petitio Principii

Kekeliruan klaim jenis ini adalah karena kebenaran kesimpulannya diasumsikan dalam salah satu argumen. Seringkali kesimpulan dinyatakan dalam premis dalam bentuk yang hanya berbeda sedikit. Dalam kasus yang lebih halus, argumennya justru berupa konsekuensi dari kesimpulan.

Contoh:

Karena saya tidak berbohong, maka saya mengatakan kebenaran.

Kita tahu Tuhan itu ada, karena memang demikian menurut kitab suci. Apa yang disebut dalam kitab suci pasti benar, karena kitab suci berasal dari Tuhan, dan Tuhan kan tidak pernah bohong. (Di sini, kita dipaksa harus setuju dengan keberadaan Tuhan agar percaya bahwa Tuhan menulis kitab suci.)

Pembuktian:
Tunjukan bahwa untuk menerima suatu premi kita harus setuju bahwa kesimpulannya benar.

Punya contoh lain?

Kekeliruan 19: Klaim dengan argumen yang keliru akibat kompleksitas permasalahan

Suatu efek dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor atau peristiwa, sementara yang disebutkan dalam argumen hanya satu atau sebagian kecilnya saja. Variasi lain adalah Kekeliruan jenis feedback loop di mana efek merupakan bagian dari penyebab itu sendiri.

Contoh:

Kecelakaan itu disebabkan oleh kondisi semak-belukar. (Betul, tetapi jika si sopir tidak mengantuk dan pejalan kaki menyeberang dengan benar, kecelakaan tidak akan terjadi.)

Gagalnya lifter Indonesia di Olimpiade Yunani karena pelatihnya, yang berasal dari Cina, tidak diikutsertakan. (Mungkin betul, tapi hal itu bukan satu-satunya alasan.)

Orang-orang menjadi takut dengan meningkatnya kriminalitas. (Benar, ketakutan tersebut menyebabkan orang menjadi panik dan melanggar hukum, yang akhirnya juga meningkatkan kriminalitas itu sendiri.)

Pembuktian:
Tunjukkan bahwa semua faktor penyebab, dan tidak saja yang disebutkan dalam argumen, dibutuhkan untuk terciptanya efek yang bersangkutan.

Punya contoh lainkah?

11.9.04

Kekeliruan 17: Klaim dengan generalisasi khusus bagi situasi umum

Kebalikan dari fallacy sebelumnya, pengecualian terhadap generalisasi khusus diterapkan untuk kasus yang memerlukan generalisasi.

Contoh:

Karena kita mengijinkan pemakaian heroin pada pasien yang sekarat, maka kita harus konsisten dengan cara memperbolehkan heroin bagi semua.

Bapak sudah memberi keringanan kepada Joko, jadi Bapak juga harus memberi keringanan kepada kami dalam penyerahan tugas akhir. (Sementara sipembicara dan yang diajak bicara sama-sama tahu bahwa si Joko sedang dirawat di rumah sakit karena tertabrak truk.)

Pembuktian:
Tentukan generalisasinya dan tunjukkan bahwa kasus spesial tersebut adalah pengecualian terhadap generalisasi.

Punya contoh sendiri?

Kekeliruan 18: Post hoc ergo propter hoc

Istilah Latin tersebut berarti "setelah ini maka disebabkan oleh ini".
Argumen dalam klaim ini sesat karena mengasumsikan bahwa sesuatu yang terjadi setelah satu hal lain dianggap sebagai akibat dari sesuatu yang terjadi lebih dulu tersebut.

Contoh:

Imigrasi massal ke Timor Barat dari Timor Leste meningkat. Setelah itu, kesejahteraan meningkat. Oleh karena itu, meningkatnya imigrasi telah menyebabkan perbaikan kesejahteraan

Hebat ‘kali obat ini! Aku minum Pentogin; tiga jam kurang kemudian, sakit kepalaku benar-benar lenyap!.


Punya contoh lainkah saudaraku?

Pembuktian:
Cari rangkaian peristiwa yang terjadi saling menyusul tersebut dan tunjukkan bahwa: (i) hasilnya mungkin akan terjadi tanpa penyebab, atau (ii) barangkali efek yang timbul disebabkan oleh faktor lain.

10.9.04

Kekeliruan 16: Klaim dengan generalisasi umum untuk situasi khusus

Contoh:

Sesuai Undang-Undang Lalin, anda tidak boleh mengemudi dengan kecepatan di atas 50 km per jam, jadi meskipun orangtua Anda tidak dapat bernapas, anda tidak boleh ngebut seperti itu.

Mengembalikan barang yang kita pinjam itu adalah hal yang baik. Makanya, ayo kembalikan golok ini sama lelaki gila yang minjemin kamu. (Adaptasi dari Plato's Republic, Buku I).

Dalam contoh di atas, aturan umum diterapkan secara membabi buta untuk keadaan yang memerlukan pengecualian.

Pembuktian:
Identifikasikan penyataan generalisasi tersebut dan tunjukkan bahwa hal tersebut tidak berlaku universal. Lalu perlihatkan bahwa dalam keadaan sebagaimana dalam contoh di atas, generalisasi semacam itu tidak perlu diterapkan.

Punya contoh sendiri?

8.9.04

Kekeliruan 15: Klaim dengan menyembunyikan informasi kunci

Contoh:

Kesebelasan Arsenal pasti akan memenangkan pertandingan berikutnya melawan MU; kami telah memenangkan sembilan dari sepuluh pertandingan terakhir dengan mereka. (Fakta hipotetis: Misalnya sang pelatih, Winger, tidak mengatakan bahwa delapan pemain kunci mereka tengah mengalami cedera serius.)

Dalam klaim semacam ini informasi yang merupakan bukti kunci dan yang dapat melemahkan argumen, tidak disertakan.

Pembuktian:
Cari dan berikan bukti kunci yang tidak disertakan dalam argumen dan tunjukan bagaimana informasi tersebut mengubah kesimpulan.

Punya contoh sendiri?

7.9.04

Kekeliruan 14: Klaim dengan analogi yang keliru

Dalam analogi, kemiripan dua obyek atau peristiwa A dan B diperlihatkan. Lalu diargumentasikan bahwa karena A memiliki ciri-ciri P, maka B juga akan begitu. Analogi akan gagal bila dua obyek A and B tersebut berbeda secara signifikan sehingga lebih kuat daripada kemiripan yang disinyalir.

Contoh:

Kaum pekerja itu ibarat paku. Seperti paku dipukul di kepala untuk dipakai, maka mereka juga begitu. (Sumber: Stephen’s Fallacies)

Pemerintah itu seperti bisnis, jadi seperti halnya bisnis harus sensitif khususnya terhadap kebutuhan pegawai lapis bawah, demikian pula halnya pemerintah. (Tetapi sebenarnya karena tujuan pemerintah dan bisnis sangat berbeda, jadi mungkin mereka juga harus memenuhi kriteria yang berbeda pula. Sumber: Stephen’s Fallacies)

Pembuktian:
Cari dua obyek atau peristiwa yang diperbandingkan. Tunjukkan bahwa keduanya punya perbedaan tertentu yang dapat mempengaruhi kesimpulan.

Punya contoh sendiri?